Dalam fikiran saya, perjalanan ini akan sangat sulit,dan berat,dan memang begitu kenyataan yang terjadi,padahal kita melewati jalur yang bisa dibilang nggak ekstrem kalau dibandingkan dengan jalur jalur pendakian gunung Ciremai lainnya, seperti Linggajati, atau Apuy.
Walaupun perjalanan begitu sulit, tapi karena keinginan untuk segera mendapatkan keindahan puncak Ciremai(atap Jawa barat),saya merasa semangat dan Joss tanpa henti.
Singkat cerita karena saking semangatnya saya nyampe ke tempat camp terakhir lebih dulu dibanding yang lain, kemudian nyari tempat buat diriin tenda ⛺.
Istirahat sejenak sambil menunggu senior senior datang(ini ngga boleh ditiru ya,mau bagaimana pun dalam pendakian usaha kan jangan berpisah dari yang lain),setelah mereka datang,sebagian bikin api untuk menghangatkan badan,sebagian mendirikan tenda, setelah itu kita isi perut kita kemudian menjamak dan meng qoshor sholat setelah itu kami istirahat.
Kami lanjut untuk summit pada jam 02:00 Am,dan Alhamdulillah sampai di puncak sekitar jam 05:00,kita sholat di puncak,masing masing,dan kondisi angin waktu itu kencang sekali,salah satu kawan saya,nggak kuat dipuncak,akhirnya dia menepi ke bawah sedikit agar terlindung dari angin,memang sebenarnya saya pun tidak kuat, tapi pemandangan atap Jawa barat ini sangat di sayangkan kalau terlewatkan.
Sekitar 1 jam lebih kita di puncak,kemudian turun kembali untuk beristirahat sejenak,kemudian beberes untuk segera turun,dan disini ada kejadian yang agak unik.
Saya dan salah satu senior saya yaitu Fulan (A) turun lebih dulu dari yang lain,,bahkan kita turun berlarian,sampe pendaki lain pada ngomong hati hati mas,nanti jatuh,kita hanya meng iya kan,dan melanjutkan kembali turun dengan berlarian dan tergesa gesa.(ngga boleh ditiru)
Ketika kita di antara pos 4 dan pos 3, qodarullah senior saya(Fulan A) ingin buang hajat, akhirnya tas beliau dilepas dulu,kemudian beliau menyelesaikan hajatnya, setelah itu kita lanjutkan turun, sesampainya di pos satu kita istirahat sejenak, menunggu yang lain,dan berfikir mau beli gorengan (di pos satu kan ada warungnya) dan ketika senior nyari dompet yang ada di tas kecil,beliau ngga ngeliat tas kecilnya,alias ketinggalan atau jatuh.
Akhirnya kita berdua memutuskan kembali menyusuri jalur pendakian dan bertanya kepada pendaki yang baru turun,untuk mencari tas kecil itu(isinya uang patungan, KTP, SIM,kunci motor)
Kita susuri jalur pendakian, sambil bertanya ke pendaki lain,dan kita berdua ngga sadar kalo ternyata kita sudah sampe ke pos 4,padahal kemungkinan jatuh/tertinggal nya di antara pos 4 dan pos 3,karena disitu senior saya buang hajat, dan saya ingett banget tempatnya,bener bener inget persis,tapi kita ngga dapatin tempat senior saya buang hajat.
Akhirnya saya turun kembali dan mencoba memperhatikan sekeliling,dan ketika sampai pos 3 memang benar,tempat yang tadi untuk buang hajat,ngga kita temuin,akhirnya kita pasrahkan kejadian itu kepada Allah,karena kita udah berusaha untuk mencari namun qodarullah hasil nya nihil.
Nggak terasa,kita sudah sampai pos 1 lagi dan ngga disangka sangka,ada seorang pendaki yang menemukan tas senior saya,katanya sih ada di pinggiran rumput rumput,pas perjalanan menyusuri jalur,kita memang ngga ketemu dengan pendaki itu,atau mungkin terlewat,kita kasih imbalan,dia ngga nerima.
Walhamdulillah ketemu juga akhir nya, sebelum nya sudah pasrah tapi Allah taqdir kan hal lain terjadi, senior saya yang lain sudah sampai di pos 1, mereka semua nungguin kita,rencana Awalnya kita turun ke basecamp sore itu, ditunda karena sudah terlalu sore, akhir nya kita memutuskan untuk mendirikan tenda (ngecamp) dan turun besok pagi.
Note:bagi yang ingin mendaki hendaknya selalu berhati hati,dan menjaga barang barangnya agar tidak terjadi hal seperti diatas tadi.
*Sekedar berbagi pengalaman
Ana dukung dari wuhan
BalasHapusHaha,Zen lah,,
Hapus