Jumat, 15 Mei 2020

Nasehat tentang bersemangat di dalam tholabul 'ilm

SECERCAH NASEHAT TENTANG BERSEMANGAT DALAM THOLABUL ILMI

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{قُلْ هَلْ يَسْتَوِىْ الَّذِينَ يَعْلُمْونَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمٌوْن}

"Katakanlah(wahai Muhammad) apakah sama antara orang yang memiliki ilmu dan yang tidak memiliki ilmu.[QS:azzumar,ayat:9]

Sudah bisa kita pastikan bahwa kedudukan orang yang berilmu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki ilmu. Karena keutamaan orang yang berilmu di atas orang yang tidak memiliki ilmu sangatlah banyak.

Cukup bagi kita untuk menjadikan contoh tentang keutamaan orang yang memiliki ilmu, yaitu kisah tentang seorang Tabi'in Atha' bin Abi Rabah rahimahullah ta'ala.

Sebelumnya beliau hanyalah seorang budak yang diperjual-belikan. Akan tetapi setelah beliau bersungguh sungguh dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya, Allah azza wajalla berikan kepadanya kemuliaan, sampaipun para penguasa menjadi sangat hormat kepada beliau, karena keilmuan yang beliau miliki sangat luas, dan juga karena ketakwaan beliau.(baca kisah lengkapnya),klik tautan berikut: 

(https://blogpenyemangatjiwa.blogspot.com/2020/05/kemuliaan-hakikikisah-atha-bin-abi-rabah.html?m=1)

Karena ketakwaan juga termasuk sebab untuk mendapatkan kemuliaan. Allah berfirman:
{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ اَتْقَاكُمْ}

"Sesungguhnya orang yang paling mulia dari kalian (manusia) disisi Allah adalah yang paling bertakwa"[Qs: alhujurat,ayat:13]
  
Tidaklah seseorang bisa bertakwa kecuali dia harus memiliki ilmu. Maka, teruslah bersemangat dalam mencari ilmu, karena ilmu akan memberikan banyak manfaat pada dirimu.

Rasulullah ﷺ bersabda:

((اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ،وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ،وَلَا تَعْجَزْ))

"Bersemangatlah atas apa yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah azza wajalla, dan janganlah engkau lemah (malas).[HR:MUSLIM dari shahabat abu Hurairah]
     
Selama apapun kita belajar, masih banyak ilmu yang belum kita ketahui.

Karena ilmu bagaikan lautan yang tidak bertepi. Sebagaimana dalam pepatah Arab,
((اَلْعِلْمُ بَحْرٌ لَا سَاحِلَ لَهُ))

"Ilmu adalah lautan yang tak bertepi"

Teruslah berusaha dan berjuang dalam tholabul ilmi. Karena ilmu hanya akan memberikan sebagiannya apabila kita mengerahkan dan memberikan seluruh badan dan usaha kita, lalu bagaimana apabila kita hanya memberikan sedikit upaya kita untuk ilmu?!
    
Tak peduli apapun rintangannya. Semua yang kita hadapi jauh lebih ringan daripada apa yang dihadapi Para Ulama terdahulu.

Saya yakin kalian sudah mengetahui tentang beberapa keutamaan ilmu, diantaranya:

Allah akan memudahkan kita meniti jalan menuju surga

Dengan ilmu kita mengerti apa saja hak-hak Allah

Dengan ilmu pula kita tau apa aja kewajiban kita dalam islam

Dengan ilmu juga kita bisa tau sunah sunah Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا،سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ»

"Siapapun yang berusaha meniti jalan untuk mencari ilmu (agama), maka Allah akan mudahkan dengan ilmu tersebut jalannya menuju surga"[HR MUSLIM dari shahabat abu Hurairah]

Apakah kita akan mundur dari medan tempur tholabul ilmi yang kian banyak rintangannya, onak duri bertebaran dimana mana?!

Apakah itu semua akan mematahkan semangat kita?!

Apakah kita akan merelakan keutamaan surga, dan menyerah mundur dari semua tantangan Tholabul Ilmi(menunutut ilmu agama)??!

Apakah kita akan mundur dari semua tantangan tholabul ilmi??!!

Lalu membiarkan kemudahan untuk masuk ke dalam surga hilang begitu saja?!

Tentang ujian yang kita hadapi, seberat apapun itu, sesulit apapun itu, jika kita yakin kita berada di atas jalan yang benar maka ketahuilah bahwa Allah akan membantu kita. Allah tidak akan membiarkan kita sia sia. Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha hambanya yang bersungguh sungguh.

Mintalah pertolongan kepada-Nya kekokohan kesabaran dan kesitiqomahan!!

Perhatikan lah firman Allah berikut,

{وَاْصْبِرْنَفسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَاْلْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهُ،وَلَا تَعْدُ عَيْناَكَ عَنْهُمْ تُرِيْدُ زِيْنَةً الْحَيَاْةِ الْدُنْيَا،وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاْتّبَعَ هَوَاهُ وَ كَانَ اَمْرُهُ فُرُطًا}

"Sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru kepada Rabb-nya di pagi dan sore hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan kehidupan dunia, dan janganlah engkau menaati orang-orang yang kami lalaikan hatinya dari mengingat Kami, dan menuruti hawa nafsunya, dan adalah keduanya melewati batas".[QS: Al Kahfi,ayat:28]

Kita harus terus bermulazamah bersama mereka mereka yang memfokuskan dirinya dengan ilmu dan ketaatan.

Kemudian, ketahuilah bahwa ketika kita menyerah dari medan tholabul ilmi dalam keadaan kita mengetahui keutamaannya, maka itu adalah mushibah yang sangat besar.

Cukuplah ucapan seorang tabiin menjelaskan kepada kita:

اِنْ كُنْتَ لَا تَدْرِي فَتِلْكَ مُصِيْبَةٌ،وَإنْ كُنْتَ تَدْرِي فَالْمُصِيْبَةُ أَعْظَمٌ

"Jika engkau tidak mengetahui maka itu adalah musibah, adapun jika engkau mengetahui maka musibahnya lebih besar lagi"

Dari atsar ini kita bisa mengambil kesimpulan:

jika kita tidak mengetahui tentang keutamaan ilmu kemudian kita meniggalkannya, maka itu adalah musibah bagi kita.

Namun,  jika kita telah mengetahuinya kemudian kita meninggalkannya dan mundur darinya, maka musibahnya lebih besar dari yang sebelumnya.

Teruslah semangat dalam menuntut ilmu
Teruslah berjuang
Terjanglah olehmu apapun rintangannya, apapun halangannya
Yakinlah pertolongan Allah pasti datang, Allah berfirman:
{اَلَا اِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيْبٌ}

"Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu sangatlah dekat"[QS:Al Baqarah,ayat:214]

Berdoalah kepada Allah, mintalah kepada-Nya pertolongan, memohonlah kepada-Nya agar dimudahkan segala urusanmu

Saya tutup dengan pepatah Orang Arab,

فَاصْنَعْ مَااسْتَطَعْتَ إِنْ كُنْتَ لَا تُحِيْطُ بِكُلِّهِ
فَمَتَى تَصْنَعُ الْكَثِيْرَ إِنْ كُنْتَ تَارِكًا لِأَقَلِّهِ

Lakukanlah semampumu jika kamu tidak mampu melakukan keseluruhannya
Maka kapankah engkau akan melakukan keseluruhannya, jika yang sedikit saja kau tinggalkan.

Selama kita masih mampu untuk berjuang, maka teruslah berjuang, jangan menyerah! apapun alasannya.

Mudah-mudahan apa yang saya tulis ini bermanfaat bagi saya pribadi dan kaum muslimin seluruhnya. Baarokallah fiikum

Ditulis oleh: Abu Hizqil Faqih Al-Ajib


Muroja'ah:ustadz harits hafidzohullah ta'ala

Pendakian pertama

         TNGC(taman nasional gunung Ciremai) adalah gunung pertama yang saya naiki bersama senior senior saya,waktu itu kita ber enam,dengan rencana yang tak terlalu direncanakan dan juga ngga terlalu dadakan.

         Dalam fikiran saya, perjalanan ini akan sangat sulit,dan berat,dan memang begitu kenyataan yang terjadi,padahal kita melewati jalur yang bisa dibilang nggak ekstrem kalau dibandingkan dengan jalur jalur pendakian gunung Ciremai lainnya, seperti Linggajati, atau Apuy.

         Walaupun perjalanan begitu sulit, tapi karena keinginan untuk segera mendapatkan keindahan puncak Ciremai(atap Jawa barat),saya merasa semangat dan Joss tanpa henti.
   
         Singkat cerita karena saking semangatnya saya nyampe ke tempat camp terakhir lebih dulu dibanding yang lain, kemudian nyari tempat buat diriin tenda ⛺.


         Istirahat sejenak sambil menunggu senior senior datang(ini ngga boleh ditiru ya,mau bagaimana pun dalam pendakian usaha kan jangan berpisah dari yang lain),setelah mereka datang,sebagian bikin api untuk menghangatkan badan,sebagian mendirikan tenda, setelah itu kita isi perut kita kemudian menjamak dan meng qoshor sholat setelah itu kami istirahat.


         Kami lanjut untuk summit pada jam 02:00 Am,dan Alhamdulillah sampai di puncak sekitar jam 05:00,kita sholat di puncak,masing masing,dan kondisi angin waktu itu kencang sekali,salah satu kawan saya,nggak kuat dipuncak,akhirnya dia menepi ke bawah sedikit agar terlindung dari angin,memang sebenarnya saya pun tidak kuat, tapi pemandangan atap Jawa barat ini sangat di sayangkan kalau terlewatkan.


       Sekitar 1 jam lebih kita di puncak,kemudian turun kembali untuk beristirahat sejenak,kemudian beberes untuk segera turun,dan disini ada kejadian yang agak unik.


     Saya dan salah satu senior saya yaitu Fulan (A) turun lebih dulu dari yang lain,,bahkan kita turun berlarian,sampe pendaki lain pada ngomong hati hati mas,nanti jatuh,kita hanya meng iya kan,dan melanjutkan kembali turun dengan berlarian dan tergesa gesa.(ngga boleh ditiru)


       Ketika kita di antara pos 4 dan pos 3, qodarullah senior saya(Fulan A) ingin buang hajat, akhirnya tas beliau dilepas dulu,kemudian beliau menyelesaikan hajatnya, setelah itu kita lanjutkan turun, sesampainya di pos satu kita istirahat sejenak, menunggu yang lain,dan berfikir mau beli gorengan (di pos satu kan ada warungnya) dan ketika senior nyari dompet yang ada di tas kecil,beliau ngga ngeliat tas kecilnya,alias ketinggalan atau jatuh.


      Akhirnya kita berdua memutuskan kembali menyusuri jalur pendakian dan bertanya kepada pendaki yang baru turun,untuk mencari tas kecil itu(isinya uang patungan, KTP, SIM,kunci motor)


     Kita susuri jalur pendakian, sambil bertanya ke pendaki lain,dan kita berdua ngga sadar kalo ternyata kita sudah sampe ke pos 4,padahal kemungkinan jatuh/tertinggal nya di antara pos 4 dan pos 3,karena disitu senior saya buang hajat, dan saya ingett banget tempatnya,bener bener inget persis,tapi kita ngga dapatin tempat senior saya buang hajat.


    Akhirnya saya turun kembali dan mencoba memperhatikan sekeliling,dan ketika sampai pos 3 memang benar,tempat yang tadi untuk buang hajat,ngga kita temuin,akhirnya kita pasrahkan kejadian itu kepada Allah,karena kita udah berusaha untuk mencari namun qodarullah hasil nya nihil.

     Nggak terasa,kita sudah sampai pos 1 lagi dan ngga disangka sangka,ada seorang pendaki yang menemukan tas senior saya,katanya sih ada di pinggiran rumput rumput,pas perjalanan menyusuri jalur,kita memang ngga ketemu dengan pendaki itu,atau mungkin terlewat,kita kasih imbalan,dia ngga nerima.

   Walhamdulillah ketemu juga akhir nya, sebelum nya sudah pasrah tapi Allah taqdir kan hal lain terjadi, senior saya yang lain sudah sampai di pos 1, mereka semua nungguin kita,rencana Awalnya kita turun ke basecamp sore itu, ditunda karena sudah terlalu sore, akhir nya kita memutuskan untuk mendirikan tenda (ngecamp) dan turun besok pagi.

Note:bagi yang ingin mendaki hendaknya selalu berhati hati,dan menjaga barang barangnya agar tidak terjadi hal seperti diatas tadi.

*Sekedar berbagi pengalaman




         

Kamis, 14 Mei 2020

Jangan berhenti mencari ilmu

       Berkata Ibnul Mubarok rahimahullah:

(لايزال المرء عالما ماطلب العلم،فإن ظن أنه قد علم فقد جهل)

   "Seseorang akan senantiasa menjadi orang yang berilmu,selama ia terus menuntut ilmu,karena ketika ia mengira bahwa dirinya sudah berilmu (tidak mau mencari ilmu lagi,pent) maka sungguh ketika itu ia telah menjadi orang yang bodoh".>📒[Al-mujalasah wa jawahirul 'Ilmi:2/186]📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf/ www.alfawaaid.net// sumber: Tg @salafy_cirebon

Kemuliaan hakiki(kisah atha' bin Abi Rabah)

Biografi Atha bin Abi Rabah


(Judul Asli : Kemuliaan Hakiki)

Anugerah berupa ilmu dan amal saleh adalah anugerah terindah yang tak ternilai dengan harta duniawi seberapa pun banyaknya. Allah mengaruniakan nikmat besar ini kepada siapa pun yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dengannya pula Allah memuliakan hamba betapapun statusnya dalam pandangan manusia dan inilah yang Allah janjikan dalam ayat-Nya yang artinya, 

“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berimlu beberapa derajat.” [Q.S. Al Mujadalah: 11]

Tatkala Allah azza wajalla telah berkehendak untuk memilih dan memuliakan hamba-Nya dengan ilmu, maka tidak ada satu pun yang mampu mencegahnya. Tersebutlah seorang mantan budak yang akhirnya menjadi ulama besar di era generasi tabiin. Siapa lagi kalau bukan Atha’ bin Abi Rabah Aslam Al Quraisyi Al Makki rahimahullah yang dilahirkan pada pertengahan masa pemerintahan Utsman.

Adapun nama asli ayahnya yang dikenal dengan Abi Rabah adalah Aslam bekas budaknya Habibah bintu Maisarah bin Abi Khutsaim. Atha’ pada awalnya adalah seorang budak yang berkulit hitam, berhidung pesek, dan lumpuh tangannya. Status beliau tatkala masih kecil adalah sebagai hamba sahaya milik seorang wanita di kota Mekah.

Talenta besar yang ada dan semangat tinggi dalam menuntut ilmu agama pada diri Atha’ telah terlihat tatkala ia masih muda. Kesibukannya sebagai budak tidak melalaikan Atha’ dari kewajibannya mencurahkan waktu untuk belajar ilmu agama. Inilah gerangan yang membuat sang majikan akhirnya membebaskan Atha’ karena melihat semangat dan keseriusannya dalam beragama
Atha’ agar kelak menjadi orang yang berguna untuk Islam dan kaum muslimin. Maka semenjak saat itu pula Atha’ memiliki kesempatan lebih maksimal untuk menimba ilmu agama setelah sebelumnya belenggu perbudakan membuat ruang geraknya terbatas.

Benar saja, sebagai wujud rasa syukurnya Atha’pun memanfaatkan peluang ini dengan semaksimal mungkin untuk mengambil ilmu dari para sahabat yang mulia seperti Aisyah, Ummu Salamah, Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Hakim bin Hizam, Rafi’ bin Khadij, Zaid bin Arqam, Shafwan bin Umayyah, Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Amr, Ibnu Umar, Jabir, Zaid bin Arqam dan sahabat-sahabat yang lain. Sangat banyak sahabat dan ulama tabiin yang bersua dengan Atha’ dan kesempatan ini tidak disia-siakan olehnya untuk meriwayatkan hadis. Oleh karenanya Atha’ pernah menyatakan, “Aku pernah berjumpa dengan dua ratus sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Atha’ rahimahullah dikenal sebagai sosok yang sabar sepanjang perjalanannya meriwayatkan hadis dan menuntut ilmu. Atha’ adalah cermin kesungguhan dan kesabaran dalam menghadapi rintangan menimba ilmu syar’i hingga beliau pun tidak memedulikan di mana tempat tinggalnya selama menuntut ilmu agama. Ibnu Juraij berkisah, “Masjid adalah tempat tidurnya Atha’ selama 20 tahun, berjuang memperdalam ilmu agama dan ia adalah orang yang paling bagus salatnya.”

Setelah sekian tahun lamanya berjuang dan mengerahkan segala potensi yang dimiliki, maka jadilah Atha’ seorang imam dan mufti di tanah haram. Keilmuan beliau telah diakui dan dipersaksikan oleh ulama-ulama tabiin bahkan sahabat sekalipun. Tatkala ada sebagian penduduk Mekah yang datang menemui Ibnu Abbas untuk bertanya dan meminta fatwa kepadanya, maka Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhupun menyatakan, “Wahai penduduk Mekah, kenapa kalian datang menemuiku untuk bertanya masalah agama padahal di tengah-tengah kalian ada Atha’ bin Abi Rabah?!”

Kaum muslimin terutama di Mekah sangat merasakan keberadaan Atha’ sebagai ulama dan mufti (pemberi fatwa) dalam berbagai problematika yang mereka hadapi. Bahkan banyak ulama yang mencari majelisnya Atha’ untuk meriwayatkan hadis atau bertanya tentang urusan agama. Di antara ulama tabi’in yang pernah tercatat sebagai perawi sekaligus muridnya adalah Mujahid bin Jabr, Abu Ishaq As Sabi’i, Abu Az Zubair, Amr bin Dinar, Az Zuhri, Qatadah, Amr bin Syuaib, Malik bin Dinar, Al A’masy, Ayyub As Sikhtiyani, Manshur bin Al Mu’tamir, Yahya bin Abi Katsir, Abu Hanifah, Al Hakam bin Utaibah, dan masih banyak selainnya.

Meskipun Atha’ telah dikenal sebagai ulama besar dan mufti di tanah haram, namun hal ini tidak membuat beliau menjadi lupa diri apalagi sombong. Justru sebaliknya semakin banyak ilmu yang dimiliki seorang hamba maka akan menumbuhkan sifat tawadhu pada dirinya. Inilah keistimewaan ulama salaf para pendahulu kita yang saleh dari generasi sahabat dan setelahnya. Sungguh kita akan menjumpai mereka sebagai orang-orang yang sangat tawadhu meskipun ilmu mereka telah mencapai level yang sangat tinggi.

Abdul Aziz bin Rufai’ berkisah, “Atha’ pernah ditanya tentang suatu permasalahan.” Maka beliau pun menjawab, “Aku tidak mengetahui jawabannya.” Maka ada seseorang berkata kepadanya, “Tidakkah engkau menjawab dengan pendapatmu sendiri.” Ia menjawab, “Sungguh aku malu kepada Allah untuk beragama di atas bumi ini dengan pendapatku sendiri.” Tentang sifat tawadhunya ini, Ibnu Abi Laila juga menuturkan, “Aku pernah datang menemui Atha’ lantas ia menanyakan beberapa hal kepadaku. Maka para sahabatnya Atha’ merasa heran dengan peristiwa tersebut dan bertanya kepadanya, “Bagaimana bisa engkau bertanya kepada orang itu.” Atha’ pun menjawab, “Apa yang kalian permasalahkan? Orang ini lebih berilmu dariku.”

Figur pemberani dalam menyuarakan kebenaran dan tulus dalam memberikan nasihat juga menjadi satu karakteristik Atha’ bin Abi Rabah rahimahullah dalam berinteraksi dengan penguasa kaum muslimin. Al Ashmai berkisah, “Suatu hari Atha’ bin Abi Rabah masuk menemui Khalifah Abdul Malik yang sedang duduk di atas tempat istirahatnya, sementara di sekitarnya ada para pembesar kerajaan. Peristiwa ini terjadi di Mekah ketika sang Abdul Malik menunaikan ibadah haji di masa pemerintahannya.

Tatkala Abdul Malik melihat kedatangan Atha’, sang khalifah bergegas bangkit dan mengucapkan salam serta menyambut kehadirannya dengan hangat. Lantas Atha’ duduk di hadapan Abdul Malik dan sang Khalifah bertanya kepadanya, “Wahai Abu Muhammad (kunyahnya Atha’) apakah gerangan kebutuhanmu?” Atha’ menjawab, “Wahai Amirul Mukminin! Bertakwalah dengan menjauhi larangan Allah dan larangan Rasul-Nya. Jalanilah kepemimpinan dengan bijaksana dan bertakwalah kepada Allah terhadap urusan anak-anak kaum Muhajirin dan Anshar. Karena sungguh atas jasa merekalah Anda bisa duduk di atas singgasana ini. Bertakwalah kepada Allah terhadap urusan kaum muslimin yang menjaga tapal perbatasan karena mereka adalah bentengnya kaum muslimin. Perhatikanlah urusan-urusan kaum muslimin karena kelak Anda seorang diri akan ditanya tentang mereka. Dan bertakwalah kepada Allah dalam menyikapi siapa saja yang berada di depan pintu rumahmu (orang-orang yang membutuhkan bantuanmu) jangan Anda melalaikan mereka dan jangan menutup pintu untuk menghindar dari mereka.”

Khalifah Abdul Malik menyatakan, “Aku akan lakukan semua nasihatmu.” Maka Atha’ segera bangkit untuk pergi namun Khalifah Abdul Malik segera memegang tangannya seraya mengatakan, “Wahai Abu Muhammad! Sungguh dari tadi engkau hanya memintakan urusan orang lain kepadaku dan kami akan memenuhi permintaan mereka itu. Sekarang sebutkanlah apa yang menjadi kebutuhanmu?” Maka Atha’ menjawab, “Saya tidak mempunyai hajat kepada makhluk.” Lantas Atha’ keluar, maka Abdul Malik mengatakan, “Sungguh ini adalah kemuliaan, sungguh ini adalah kehormatan.”

Allah azza wajalla memberikan karunia umur yang panjang kepada Atha’ sehingga usianya mencapai lebih dari 80 tahun. Demikianlah Atha’ bin Abi Rabah rahimahullah yang telah menghabiskan masa muda hingga lanjut usia dengan ilmu dan amal. Beliau adalah orang yang begitu zuhud terhadap dunia padahal jikalau mau, bisa saja Atha’ mencari dan mengumpulkan harta dunia. Umar bin Dzar menuturkan, “Aku belum pernah melihat orang seperti Atha’. Aku belum pernah melihatnya mengenakan gamis sama sekali dan aku belum pernah melihatnya memakai pakaian yang harganya senilai lima dirham.”

Masa tua telah tiba dan fisik pun melemah, namun tidak demikian dengan semangat ibadahnya. Ibnu Juraij mengatakan, “Aku menemani Atha’ selama delapan belas tahun dan fisiknya melemah setelah menginjak usia tua. Namun ia masih mampu berdiri melakukan salat dengan khusyuk dan membaca dua ratus ayat dari surat Al Baqarah tanpa bergerak sama sekali.” Atha meninggal dunia pada tahun 115 H dengan usia 88 tahun dan dimakamkan di kota tempat tinggalnya. Semoga Allah subhanahu wa taala mencurahkan rahmat dan ampunan-Nya serta memberikan sebaik-baik balasan untuk beliau. Allahu A’lam.

Sumber: Majalah Qudwah edisi 46 vol 04 2017 rubrik Biografi. Pemateri: Al Ustadz Abu Hafy Abdullah. | http://ismailibnuisa.blogspot.com/2017/02/kemuliaan-hakiki.html

Repost from:www.atsar.id


Estimasi biaya pendakian gunung kembang via blembem dari Cirebon

Estimasi biaya pendakian gunung kembang via blembem dari Cirebon.

      Sudah banyak mungkin yang menulis tentang estimasi biaya pendakian menuju gunung kembang,yang berada di Wonosobo,Jawa tengah,hanya saja saya ingin memberikan pengalaman saya kepada pembaca,agar bisa meniru,eittss,bukan ditiru,tapi buat yang belum tau,bisa tau dengan pengalaman saya..hehe kurang nyambung ya.

  •  Foto gunung kembang, pendakian saya bulan februari lalu

     Langsung saja,saya mulai berangkat dari cirebon, sebelum nya saya pernah membaca untuk transportasi dari Cirebon menuju Wonosobo menggunakan bus Alvin jurusan Purwokerto, kemudian di lanjutkan dari Purwokerto menuju Wonosobo dengan bis ¼.

     Saya berangkat dari Cirebon sekitar jam 07:00,saya udah niat nunggu bus Alvin tapi ternyata ngga nongol nongol.

      Setelah saya nunggu kira kira 1 jam ½ an,tiba tiba muncul tuh bukan bus tapi,mobil pribadi Avanza,dia menawarkan untuk mengantarkan sampe Purwokerto,dan biayanya waktu saya bayar 60 ribu.(di akhir nanti saya sertakan nomer telfon pak Warto,pemilik travel Avanza yang tadi*)

    Ternyata emang beliau ini kerjanya memang nyari penumpang dari Cirebon-Purwokerto dan Purwokerto- Cirebon,bagi saya lebih enak naik mobil si bapak ini,baca:travel, dibanding naik bus,karena lebih nyaman dan juga lebih cepat sampai.

    Setelah saya sampai di terminal Purwokerto,saya nunggu bis ¼ jurusan Wonosobo di luar terminal biar ngga kena calo,tarif normalnya 30.000 tapi biasanya kenek nya minta 40.000 jadi harus pinter nawar,jangan sampe ketipu.
   
      Singkat cerita saya sampai di terminal Wonosobo,kemudian melanjutkan perjalanan menuju basecamp gunung kembang via blembem,dari terminal Wonosobo naik ojek menuju basecamp bayar nya cuma 25.000 murah kok,atau mungkin bagi yang pinter nawar dan ngga kasian sama si Abang ojeknya bisa lebih murah dari itu hehe.

    Biaya registrasi per orang 25.000,di basecamp di periksa dulu barang bawaan,makanan di catat jumlah nya satu per satu,nah nanti pas turun sampah ngga boleh ada yang ketinggalan,kalo ketinggalan ancaman nya sih denda 1 juta.

Jadi estimasi biaya nya kurang lebih sebagai berikut:

  Angkutan dari Cirebon-Purwokerto:60.000
  Angkutan dari Purwokerto-wonosobo:30.000
  Ojek dari terminal-basecamp blembem:25.000
  Registrasi di basecamp:25.000
Kalo logistic saya saranin per orang 50.000
Jadi jumlah semuanya:190.000
Buat PP jadi 380.000
Buat makan disana tergantung berapa hari anda disana.
    
       Sekian semoga bermanfaat...

*Nomer travel mobil pribadi jurusan Cirebon-Purwokerto:pak Warto travel +62 812-8980-9850


Rabu, 13 Mei 2020

Tuntunan berinteraksi dengan orang lain

✅📑💧💐 TUNTUNAN BERINTERAKSI DENGAN ORANG LAIN

✍🏻 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

ﻣﻌﺎﻣﻠﺔ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﺃﻥ ﺗﻌﺎﻣﻠﻬﻢ ﻟﻠﻪ، ﻓﺘﺮﺟﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻴﻬﻢ ﻭﻻ‌ ﺗﺮﺟﻮﻫﻢ في ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺗﺨﺎﻓﻪ ﻓﻴﻬﻢ ﻭﻻ‌ ﺗﺨﺎﻓﻬﻢ في ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺗﺤﺴﻦ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﺭﺟﺎﺀ ﺛﻮﺍﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ‌ ﻟﻤﻜﺎﻓﺄﺗﻬﻢ، ﻭﺗﻜﻒ ﻋﻦ ﻇﻠﻤﻬﻢ ﺧﻮﻓًﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ‌ ﻣﻨﻬﻢ

Muamalah dengan orang lain (yang benar) adalah engkau bermuamalah dengan mereka karena Allah.

Engkau mengharapkan pahala kepada Allah dalam bermuamalah dengan mereka dan tidak berharap kepada mereka dalam bermuamalah dengan Allah.

Engkau takut kepada Allah dalam bermuamalah dengan mereka dan tidak takut kepada mereka dalam bermuamalah dengan Allah.

Engkau berbuat baik kepada mereka dalam rangka mengharap pahala Allah, bukan balasan mereka.

Engkau tidak berbuat zalim kepada mereka karena takut kepada Allah, bukan karena takut kepada mereka.

📚 Majmu’ Fatawa, 1/51

🌍 Kunjungi || https://forumsalafy.net/tuntunan-berinteraksi-dengan-orang-lain

💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Alasan mereka disukai setan

 Mengapa orang yang banyak makan dan tidur disukai syaithan? Alasannya adalah: Bahwa makan dan tidur hukum asalnya adalah mubah (boleh boleh...